Minggu, 23 November 2014

Pengertian Kebudayaan

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR

Kerangka, Sistem dan Perubahan dalam Kebudayaan

Serta Upaya Manusia Menyesuaikan Diri dengan Perubahan antar Budaya Tersebut


KEBUDAYAAN


A. PENGERTIAN KEBUDAYAAN

Menurut Koentjaningrat(1985) kata kebudayaan berasal dari kata sangsekerta budhayah,yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti “budi” atau “akal”. Dengan demikian kebudayaaan dapat diartikan sebagai “Hal-hal yang bersangkutan dengan akal”. Sedanghkan kata “budaya” merupakan perkembangan majemuk dari “budi daya” yang berarti “daya dari budi” sehingga dibedakan antara “budaya” yang berarti”daya dari budi” yang merupakan cipta, karya, dan rasa. Dengan kebudayaan berarti hasil cipta, karsa, dan rasa.

Para ahli telah menyelidiki berbagai kebudayaan. Hasil pengamatan menghasilkan 2 proposisi tentang munculnya suatu kebudayaan atau peradaban.
Pertama:
Anggapan bahwa adanya hokum pemikiran atau perbuatan manusia (kebudayaan) disebabkan oleh tindakan besar yang menuju kepada perbuatan yang sama dan penyebabnya sama pula.
Kedua:
Anggapan bahwa tingkat kewbudayaan atau peradaban muncul sebagai akibat taraf perkembangan dan hasil evaluasi masing-masing proses sejarahnya.

B. KONSEP KEBUDAYAAN

Menurut Kroeber dan Klukhohn (1950) Kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh symbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara terseniti dari kelompok-kelompok manusia, termasuk didalamnya perwujudan benda-benda materi; pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi cita-cita atau paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai-nilai.

Dari konsep kebudayaan tersebut dapat disimpulkan bahwa kebudayaan dalam kaitannya dalam ilmu budaya daasar adalah penciptaan, penerbitan, dan pengolahan nilai-nilai insane.
Tercakup didalamnya usaha memanusiakan diri didalam alam lingkungan, baik fisik maupun social.

C. KERANGKA KEBUDAYAAN

Untuk dapat memahami ISBD yang merupakan paduan dari beberapa pengertian, konsep atau dari segi teori pengetahuan budaya, semuannya merupakan komponen dari susunan suatu ilmu, yang tidak dapat terlepaskan dari objek materi dan objek formal suatu ilmu.

Untuk memudahkan dalam kognitif kebudayaan yang wawasannya begitu luas, maka dalam kesempatan belajar-mengajar perlu dipahami terlebih dahulu kerangka kebudayaan meliputi wujud dan isi kebudayaan, unsure kebudayaan, unsure kebudayaan, system kebudayaan, system social. Kebudayaan fisik, konsep nilai dan orientasi nilai budaya.


D. WUJUD DAN ISI KEBUDAYAAN

Wujud kebudayaan menurut Koentjaningrat (1975) merumuskan kebudayaan dalam 3 wujud yaitu:

1. Wujud ide-ide(gagasan) yang isinya adalah kebudayaan berbentuk gagasan atau pemikiran manusia, nilai-nilai, peraturan.Kebudayaan ini sifatnya masih abstrak, tidak dapat diraba, lokasinya masih didalam pikiran manusia.

2. Wujud kelakuan yang isinya adalah kebudayaan berbentuk pola-pola kehidupan manusia dalam masyarakat.Kebudayaan merupakan kelakuan yang berpola hubungan antara manusia dalam masyarakat. Wujud ini serin g juga disebut dengan system social.

3. Wujud benda-benda yang isinya adalah kebudayaan berbentuk benda atau barang hasil karya manusia. Kebudayaan isi sifatnya yang paling konkrit, nyata terlihat, dapat diraba, dan dapat dilihat kaca mikroscop atau dapat di potret.


E. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN

J.Herskovits membagi wujud kebudayaan kedalam 4 unsur pokok antara lain

1. Alat-alat teknologi

2. Keluarga

3. Sistem ekonomi

4. Kekuasaan politik

Bronislaw Malinowski membagi kebudayaan menjadi beberapa unsure pokok sebagai berikut:

1. Sistem norma-norma yang memungkinkan kerjasama antara para anggota masyarakat agar menguasai alam sekelilingnya.

2. Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas dalam pendidikan diantaranya pendidikan dalam keluarga yang lebih utama.

3. Organisasi ekonomi.

4. Organisasi kekuatan.

Kluckhohn C. Menguraikan mengenai kebudayaan kedalam 7 unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universal sebagai berikut:

1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia.

2. Sistem mata pencahariannya hidup dan system ekonomi.

3. Sistem kemasyarakatan.

4. Bahasa lisan maupun bahasa tulisan atau bahasa isyarat.

5. Bermacam-macam kesenian.

6. Sistem ilmu pengetahuan.

F. SISTEM KEBUDAYAAN

Secara sederhana system itu adalah sebagai bagian kumpulan dari bagian-bagian yang bekerja bersama-sama untuk melakukan suatu maksud atau tujuan menurut objek operasionalnya. Fungsi system budaya adalah mengatur dan menegaskan tindakan-tindakan serta tingkah laku manusia.

Kebudayaan subjektif yaitu dipandang dari aspirasi fundamental yang ada pada manusia yakni terdapat dalam perkembangan kebenaran, kebijakan dan keindahan.Sedangkan kebudayaan objektif adalah di pandang dari nilai-nilai imanen dalam kebudayaan subjektif harus menyatakan diri dalam tata lahir sebagai materialisasi dan institusionalisasi, disinilah terbentuk kebudayaan objektif yang amat luas dan serba guna dari hasil penciptaan dari zaman ke zaman.

Sistem Kebudayaan dan Sosial :

Sistem adalah istilah yang artinya menggabungkan, untuk mendirikan, untuk menempatkan bersama.Sosial menurut Lena Dominelli adalah bagian yang tidak utuh dari sebuah hubungan manusia sehingga membutuhkan pemakluman atas hal-hal yang bersifat rapuh didalamnya. Edward B. Tylor berpendapat bahwa kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya termuat kepercayaan, pengetahuan, kesenian, moral, adat istiadat, hukum, dan kemampuan-kemampuan lain yang diperoleh seseorang sebagai bagian dari masyarakat.

Sistem sosial budaya Indonesia adalah sebagai totalitas nilai, tata sosial, dan tata laku manusia Indonesia harus mampu mewujudkan pandangan hidup dan falsafah negara Pancasila ke dalam segala segi kehidupan berbangsa dan bernegara. Asas yang melandasi pola pikir, pola tindak,fungsi, struktur, dan proses sistem sosial budaya Indonesia yang diimplementasikan haruslah merupakan perwujudan nilai- nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,


G. PERUBAHAN KEBUDAYAAN

Perubahan kebudayaan ialah perubahan yang terjadi dalam system ide yang dimiliki bersama oleh para warga atau sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan, antara lain norma-norma, aturan-aturan yang digunakan sebagai pegangan hidup juga teknologi, selera, rasa keindahan(kesenian) dan bahasa.hal-hal yang terjadi perubahan ada dua yaitu sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan itu sendiri dan sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.

Peristiwa dari perubahan kebudayaan adalah:

a. Cultural lag adalah perbedaan antara taraf kemajuan berbagai bagian dalam kebudayaan suatu masyarakat suatu masyarakat,artinya ketinggal kebudayaan, yaitu selang waktu antara saat benda itu diperkenalkan pertama kalai dan saat benda itu diterima secara umum.

b. Cultural survival adalah mengandung pengertian adanya suatu cara tradisional yang tak mengalami perubahan sejak dahulu sampai sekarang,artinya suatu konsep yang lain dalam arti bahwa konsep ini dipakai untuk menggambarkan suatu praktek yang telah kehilangan fungsi pentingnya.

c. Cultural conflict adalah pertentangan kebudayaan ini muncul sebagai akibat relatifnya kebudayaan, hal ini terjadi akibat konflik langsung antar kebudayaan.

d. Cultural shock Kalervo Oberg(1958) menyatakan bahwa cultural shock ini merupakan suatu penyakit jabatan dari orang-orang tiba-tiba dipindahkan kedalam suatu kebudayaan yang berbeda dari kebudayaan itu sendiri.


H. KEBUDAYAAN FISIK

Sebagai definisi kebudayaan yang dikemukakan oleh Koentjaningrat bahwa kebudayaan adalah seluruh system gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia melalui suatu proses belajar


I. PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN

Beberapa problematika kebudayaan antara lain:

1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan system kepercayaan.

2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang.

3. Hambatan budaya yang berkaitan dengan factor psikologi atau kejiwaan.

4. Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.

5. Sikap tradisional yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.

6. Sikap etnosentrisme yaitu sikap yang mengagungkan budaya suku bangsa sendiri dan menganggap rendah budaya suku lain.

7. Perkembangan iptek sebagai hasil dari kebudayaan disalah gunakan oleh manusia.


J. PERUBAHAN KEBUDAYAAN DAN PENYESUAIAN DIRI ANTARBUDAYA

Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan berubah, sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitive yang terisolasi jauh dari berbagai perhubungan dengan masyarakat yang lainnya. Terjadinya perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :

Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.

Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan ini berbeda. Dalam perubahan sosial terjadi perubahan struktur sosial dan pola-pola hubungan sosial, antaralain sistem status, hubungan-hubungan dalam keluarga, sistem politik dan kekuasaan, serta persebaran penduduk. Sedangkan yang dimaksud perubahan kebudayaan ialah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki bersama oleh para warga atau sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan, antaralain aturan-aturan, norma-norma, yang digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan, juga teknologi, selera, rasa keindahan (kesenian), dan bahasa. Walaupun perubahan sosial dan perubahan kebudayaan itu berbeda, pembahasan kedua perubahan itu tidak akan mencapai suatu pengertian yang benar tanpa mengaitkan keduanya.

Proses penerimaan perubahan berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsure kebudayaan baru diantaranya:

1. Terbiasanya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dati luar masyarakat tersebut.

2. Jika pendangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai agama, dan ajatan ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan unsure-unsur baru itu mengalami kelambatan dan harus disensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajatan agama yang berlaku.

3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan peoses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya, sistem otoriter akan sukar menerima unsure kebudayaan baru.

4. Suatu unsure kebudayaan diterima jika sebelumbya sudah ada unsure-unsur kebudayaan yan menjadi landasan bagi diterimanya unsure kabudayaan yang baru tersebut.

5. Apabila unsure baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar